Gunung Batur adalah salah satu ikon alam paling terkenal di Bali. Selain dikenal dengan pemandangan yang memukau, gunung ini juga menyimpan sejarah geologi yang panjang serta legenda yang masih dipercaya oleh masyarakat sekitar. Yuk, kita kupas tuntas tentang Gunung Batur dari dua sisi: sains dan mitos!

Sejarah Geologi: Gunung Tua yang Masih Aktif

Secara ilmiah, Gunung Batur adalah gunung berapi aktif yang terletak di Kintamani, Bali, dengan ketinggian sekitar 1.717 meter di atas permukaan laut. Gunung ini berada dalam kaldera besar berdiameter sekitar 13 x 10 km, yang terbentuk akibat letusan dahsyat sekitar 28.000 tahun lalu.

Gunung Batur telah mengalami beberapa letusan besar sepanjang sejarahnya. Salah satu letusan paling dahsyat terjadi pada tahun 1917, yang menghancurkan beberapa desa dan menyebabkan banyak korban jiwa. Namun, masyarakat tetap kembali dan membangun kehidupan di sekitar gunung karena tanahnya yang subur.

Saat ini, Gunung Batur masih aktif, dengan letusan kecil yang terjadi sesekali. Namun, justru inilah yang membuat tanah di sekitar gunung sangat subur dan cocok untuk pertanian. Selain itu, aktivitas vulkanik di kawasan ini juga menghasilkan sumber air panas alami seperti di Toya Bungkah, yang menjadi daya tarik wisatawan.

Legenda Gunung Batur: Asal-usul dari Kisah Dewata

Masyarakat Bali percaya bahwa Gunung Batur bukan sekadar fenomena alam biasa. Ada legenda menarik yang mengisahkan asal-usul gunung ini.

Dahulu kala, hiduplah seorang raksasa bernama Kebo Iwa yang memiliki kekuatan luar biasa. Ia sangat kuat, tetapi juga sangat rakus. Konon, ia bisa menghabiskan makanan dalam jumlah besar dan membuat rakyat setempat kesulitan. Para dewa pun turun tangan untuk menenangkan amarahnya.

Salah satu versi lain dari cerita rakyat menyebutkan bahwa Gunung Batur adalah bagian dari Gunung Mahameru, tempat tinggal para dewa. Dalam mitologi Hindu-Bali, ketika para dewa memindahkan Gunung Mahameru ke Pulau Bali untuk menjaga keseimbangan alam, sebagian gunung tersebut jatuh dan menjadi Gunung Batur serta Gunung Agung.

Tak hanya itu, di sekitar Gunung Batur juga terdapat Danau Batur, yang konon merupakan air mata Dewi Danu, dewi air dan kesuburan. Masyarakat setempat percaya bahwa Dewi Danu adalah pelindung dan pemberi kehidupan melalui air yang mengalir dari danau ini.

Pesona Gunung Batur untuk Pendaki dan Wisatawan

Selain kaya akan sejarah dan legenda, Gunung Batur juga menjadi destinasi favorit bagi para pendaki dan pecinta alam. Salah satu pengalaman terbaik yang bisa kamu coba adalah mendaki Gunung Batur untuk menikmati sunrise dari puncaknya. Rute pendakiannya tidak terlalu sulit dan bisa diselesaikan dalam waktu sekitar 2 jam.

Dari puncak gunung, kamu bisa melihat pemandangan spektakuler: matahari terbit dengan latar belakang Danau Batur dan pegunungan lainnya. Banyak juga wisatawan yang mencoba berendam di sumber air panas Toya Devasya setelah turun dari pendakian. Kombinasi petualangan dan relaksasi yang sempurna!

Penutup

Gunung Batur bukan sekadar gunung berapi biasa. Di balik keindahannya, ada sejarah geologi yang panjang serta mitos yang membuatnya semakin menarik. Baik kamu seorang pecinta alam, penggemar cerita rakyat, atau sekadar mencari tempat healing, Gunung Batur wajib masuk dalam daftar destinasi kamu saat ke Bali!

Jadi, kapan kamu mau mendaki Gunung Batur? 😁

By Medhy

Leave a Reply